Jumat, 31 Maret 2023

Apa bedanya sedekah infaq dan zakat ?

1. Sedekah

Sedekah diambil dari kata bahasa Arab yaitu “shadaqah”, berasal dari kata sidq (sidiq)
yang berarti “kebenaran”. Menurut peraturan BAZNAS No.2 tahun 2016,
sedekah adalah harta atau non harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau
badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum. 

2. Infaq

Kata Infaq berasal dari kata anfaqo-yunfiqu, artinya membelanjakan atau
membiayai, arti infaq menjadi khusus ketika dikaitkan dengan upaya
realisasi perintah-perintah Allah.

3. Zakat

Zakat berasal dari bentuk kata "zaka" yang berarti suci, baik,
berkah, tumbuh, dan berkembang. Dinamakan zakat, karena di dalamnya
terkandung harapan untuk memperoleh berkah, membersihkan jiwa dan
memupuknya dengan berbagai kebaikan (Fikih Sunnah, Sayyid Sabiq: 5)

 

Penjelasan lebih untuk sedekah, infaq, dan zakat ya.. agar kita sama-sama lebih paham

1. Sedekah

Sedekah merupakan amalan yang dicintai
Allah SWT. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ayat Al-Qur’an yang
menyebutkan tentang sedekah, salah satunya dalam surat Al-Baqarah ayat
271, 


 “Jika kamu menampakkan sedekah (mu),
maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu
berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik
bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian
kesalahan-kesalahanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Baqarah: 271)
.

Sedekah
sendiri sebenarnya bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Meski
begitu, sedekah yang besar pahalanya dan paling utama adalah sedekah
yang dilakukan ketika bulan Ramadan. Hal ini berdasarkan urut hadis
riwayat At-Turmudzi, “sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadan.”


Selain itu, sedekah di bulan Ramadan juga termasuk sifat
kedermawanan yang disukai Allah SWT. Menurut hadis riwayat Al-Baihaqi, “sesungguhnya Allah SWT itu Maha memberi, Ia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, ia membenci akhlak yang buruk.”


Adapun nilai-nilai keutamaan yang bisa diperoleh bisa melakukan sedekah di bulan Ramadan, di antaranya:


  • Dijauhkan dari api neraka
  • Dibebaskan dari siksa kubur
  • Dilapangkan dada dan hatinya
  • Dilipat gandakan pahalanya
  • Dihapus dosanya
  • Mendapat keberkahan harta benda
  • Jaminan hari akhir


Mungkin tak sedikit juga umat muslim yang kebingungan dalam
menyalurkan sedekahnya tersebut. Supaya sedekah yang kamu berikan tepat
sasaran, mari simak urutan orang yang berhak menerima sedekah berikut
ini.








Daftar Orang-Orang yang Berhak Menerima Sedekah


Agar sedekah yang kamu berikan tepat sasaran, di bawah ini adalah urutan orang yang berhak menerima sedekah:



Sedekah untuk sanak keluarga


Orang pertama yang berhak menerima sedekah adalah sanak keluarga. Rasulullah SAW pun pernah bersabda, “jika antara keluargamu miskin, hendaknya mulai bersedekah kepada sanak keluargamu terlebih dahulu.”



Sedekah untuk orang terdekat


Apabila sanak keluarga sudah mendapatkannya, barulah berikan sedekah itu kepada orang-orang terdekat.


Menyambung sabda Rasulullah SAW di atas, “dan, jika dalam sedekah itu ada kelebihan, hendaknya diberikan kepada orang-orang terdekat.



Sedekah untuk orang lain


Dan, bila orang terdekat juga sudah mendapatkan sedekah yang
cukup, ada baiknya sedekah yang masih tersisa diberikan kepada orang
lain yang membutuhkannya.


Masih menyambung dari sabda Rasulullah sebelumnya, “kemudian apabila masih ada kelebihan, barulah berikan untuk ini dan itu (orang lain yang juga membutuhkannya).”


Dari ketiga penjelasan di atas dapat disimpulkan orang-orang
yang berhak menerima sedekah yaitu, keluarganya, saudara atau
kerabatnya, dan orang lain. Penting diketahui, ketiga golongan ini juga
tidak boleh bersedekah kepada orang lain bila harta yang disedekahan
diperlukan sebagai nafkah hidup untuk keluarganya sendiri.


Lain halnya bila seseorang sudah mampu memenuhi kebutuhan
keluarganya, Allah SWT justru menganjurkannya untuk bersedekah kepada
kerabat atau keluarga, lalu kepada orang lain yang juga membutuhkannya.

 

2. Infaq

Macam-Macam Infaq
1. Infaq Mubah

Infaq mubah yaitu mengeluarkan sebagian harta untuk perkara mubah.
Contohnya saja bercocok tanam dan berdagang.
2. Infaq Wajib

Hukumnya wajib untuk mengeluarkan sebagian harta seperti menafkahi
istri, membayar mahar, dan menafkahi istri yang ditalak dan masih
keadaan iddah.

ADVERTISEMENT
3. Infaq Haram

Infaq haram hukumnya dilakukan oleh umat muslim. contohnya infaq orang
kafir untuk menghalangi syiar Islam, infaq kepada fakir miskin tapi
tujuannya bukan karena Allah S.W.T.
4. Infaq Sunnah

Mengeluarkan sebagian harta dengan niat shadaqah. Contohnya infaq kepada
orang yang membutuhkan dan jihad.
Baca Juga

Bagaimana Cara Menghitung Zakat Mal? Begini Penjelasannya

Manfaat Infaq
1. Bentuk Kepedulian Sosial

Manfaat infaq dalam Islam yaitu bentuk kepedulian sosial pada orang
lain. Dalam ajaran agama ditekankan untuk memiliki rasa sepenanggungan
yang bisa direalisasikan dengan Infaq.
2. Pertolongan Sosial

Salah satu cara menunaikan ibadah dan mematuhi ajaran yaitu menunaikan
infaq. Umat muslim bisa membantu sesama yang saling membutuhkan dengan
sebagian hartanya.
00:06 / 00:59
Bea Cukai Ungkap Titik Rawan dan Modus Penyelundupan Pakaian Bekas
Ilegal
15
15
00:52
Tap to unmute
slide 6 to 8 of 6
05:38
Puasa Bagi Ibu Hamil & Menyusui | WAKAMSE Episode 2 | Katadata
Indonesia
31 Maret 2023
04:35
Dicoret FIFA, Gimana Perjuangan Indonesia Terpilih Jadi Tuan Rumah Piala
Dunia U20 2023?
31 Maret 2023
13:43
Di Tengah Perselisihan Dagang, Relasi Indonesia dengan EU Tetap Solid
30 Maret 2023
00:53
Pemerintah Siapkan Skema Pengganti Usaha untuk Pelaku Usaha Thrifting
29 Maret 2023
00:58
Pemerintah Tetapkan THR Cair H-7 Lebaran
28 Maret 2023
00:58
Bea Cukai Ungkap Titik Rawan dan Modus Penyelundupan Pakaian Bekas
Ilegal
29 Maret 2023
05:38
Puasa Bagi Ibu Hamil & Menyusui | WAKAMSE Episode 2 | Katadata
Indonesia
31 Maret 2023
04:35
Dicoret FIFA, Gimana Perjuangan Indonesia Terpilih Jadi Tuan Rumah Piala
Dunia U20 2023?
31 Maret 2023
13:43
Di Tengah Perselisihan Dagang, Relasi Indonesia dengan EU Tetap Solid
30 Maret 2023
00:53
Pemerintah Siapkan Skema Pengganti Usaha untuk Pelaku Usaha Thrifting
29 Maret 2023
00:58
Pemerintah Tetapkan THR Cair H-7 Lebaran
28 Maret 2023
00:58
Bea Cukai Ungkap Titik Rawan dan Modus Penyelundupan Pakaian Bekas
Ilegal
29 Maret 2023
05:38
Puasa Bagi Ibu Hamil & Menyusui | WAKAMSE Episode 2 | Katadata
Indonesia
31 Maret 2023
04:35
Dicoret FIFA, Gimana Perjuangan Indonesia Terpilih Jadi Tuan Rumah Piala
Dunia U20 2023?
31 Maret 2023
13:43
Di Tengah Perselisihan Dagang, Relasi Indonesia dengan EU Tetap Solid
30 Maret 2023
00:53
Pemerintah Siapkan Skema Pengganti Usaha untuk Pelaku Usaha Thrifting
29 Maret 2023
3. Rasa Syukur

Menunaikan infaq sebagai ungkapan syukur atas pemberian Allah kepada
umatnya.
4. Pembersih Jiwa

Zakat termasuk infaq wajib yang ditunaikan umat muslim, sebelum Idul
Fitri. Membayar zakat termasuk saran mensucikan diri dan harta. Sarana
mensucikan diri ini mensucikan diri dari sifat tamak, kikir, dan
kecintaan pada dunia.

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Infaq Adalah Sedekah untuk yang Membutuhkan, Ini Jenis dan Manfaatnya" , https://katadata.co.id/agung/berita/6322cc9a63215/infaq-adalah-sedekah-untuk-yang-membutuhkan-ini-jenis-dan-manfaatnya
Penulis: Dwi Latifatul Fajri
Editor: agung

Istilah memberi uang dalam Islam yang
juga sering disebut dengan infaq ini sebetulnya diambil dari kata
anfaqa-yunfiqu. Maksudnya adalah membelanjakan maupun membiaya.

Infaq juga kerap dapat dijelaskan
sebagai proses mengeluarkan harta yang juga mencakup zakat maupun non
zakat. Infaq menjadi kegiatan memberi sebagian harta serta pendapatan
penghasilan guna kepentingan yang diperintahkan oleh Allah SWT. 


Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa infaq berbeda dengan sedekah. Istilah ini tidak mengenal nisab dan
jumlah harta yang ditentukan berdasarkan hukum. Pemberian harta ini
juga tidak harus diberikan kepada mustahik tertentu. 

Akan tetapi, bisa diberikan kepada
siapa saja yang dikenal maupun tidak dikenal. Contohnya, orang tua,
kerabat, anak yatim, orang tidak mampu maupun mereka yang sedang berada
di perjalanan. Jadi, pemberian harta atau uang ini dilakukan secara
sukarela. 



وَأَنْفِقُوا
فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ
وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ


Artinya:
“Infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan
(diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat
baiklah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”
(QS. Al-Baqarah: 195).


Contoh Infak  


Sebetulnya jika dilihat dari
perbedaan infaq dengan sedekah, tentu sangat mudah memaknai seperti apa
contoh nyata dari pemberian harta dalam ajaran Islam seperti ini.


Namun, untuk lebih jelasnya berikut merupakan contoh dari infaq yang dikelompokkan berdasarkan jenis-jenisnya. 


1. Infaq Wajib  


Contoh dari jenis infaq ini adalah
membayar mas kawin. Dalam ajaran agama Islam tentunya mas kawin menjadi
salah satu syarat mutlak atau syarat sah dari sebuah perkawinan.


Selain itu, contoh lainnya adalah membayar kifarat dan nadzar tertentu yang wajib dibayarkan. 


Kifarat atau nadzar adalah denda yang
mesti dibayarkan oleh seorang muslim karena kedapatan melanggar
ketentuan maupun hukum Allah SWT.


Besaran pembayaran kifarat maupun nadzar tergantung dari jenis kesalahan yang diperbuat. 


Terakhir, contoh infaq wajib adalah suami yang memberikan nafkah kepada istri dan keluarga.


Hal seperti ini nantinya akan memberikan pahala yang sangat besar bagi suami dan akan dituai kelak di hari perhitungan amal. 


2. Infaq Sunnah  


Contoh paling nyata dari infaq sunnah
adalah memberikan sejumlah harta maupun uang kepada orang-orang yang
sedang berjuang di jalan Allah SWT.


Tidak melulu harus mereka yang pergi
berperang. Namun, bisa dilakukan lewat cara yang sederhana yang bisa
dilakukan di lingkungan sekitar. 


Hal yang paling penting adalah infaq ini bisa memberikan manfaat yang baik bagi penerima maupun pemberi.


Infaq ini juga bisa memberi hikmah
yang luar biasa bagi penerima maupun pemberi. Salah satunya adalah
diampuni semua dosa-dosanya oleh Allah SWT.


3. Infaq Mubah 


Infaq mubah bisa dilihat dari contoh
pemberian suatu harta kepada seseorang maupun sekelompok orang guna
kepentingan bercocok tanam maupun perdagangan tertentu.


Infaq seperti ini memang tidak akan memberikan pahala namun juga tidak akan mendapatkan dosa bagi pemberi.


4. Infaq Haram 


Contoh dari infaq haram adalah
memberikan sejumlah uang untuk pembangunan masjid namun sebenarnya hanya
agar terlihat sebagai orang kaya harta.


Tentu hal seperti ini benar-benar dilaknat oleh Allah SWT. 


Padahal seharusnya infaq harus karena Allah SWT bukannya agar mendapatkan pujian maupun anggapan baik dari sesama manusia.


Jika sudah begini maka lebih layak disebut sebagai riya. Sangat berdosa bagi orang yang melakukan ini. 


Hukum Infak  


Hukum melakukan infaq sebetulnya
adalah sunnah. Akan tetapi, perlu diperhatikan lagi lebih mendalam
termasuk dengan jenis infaq yang dilakukan.


Misalnya, infaq wajib tentu hukumnya
adalah wajib. Kemudian, infaq sunnah adalah sunnah. Begitu juga dengan
infaq mubah, yang berhukum mubah. 


Lalu, infaq haram yang hukumnya haram dilakukan. Secara garis besar memang benar jika hukum infaq adalah sunnah.


Namun, sebaiknya dicermati terlebih dahulu jenis infaq seperti apa yang dilakukan dan bagaimana prosesnya. 


Hikmah Melaksanakan Infak  


Infaq menjadi amalan dalam ajaran agama Islam yang memiliki pahala besar.


Hikmah dari infaq bagi yang
mengerjakannya tentu sangat banyak. Karena itulah jika seseorang
memiliki cukup harta maupun uang sangat dianjurkan untuk berinfaq.
Namun, pastikan semua itu karena Allah SWT semata.


1. Untuk Membersihkan Harta   


Infaq bisa memberikan hikmah yang luar biasa. Salah satunya adalah guna membersihkan harta yang dimiliki.


Setiap harta yang dimiliki seharusnya memang diberikan kepada orang lain yang membutuhkan.


Dengan demikian, berinfaqlah sehingga nantinya keberkahan dari harta tersebut kian bertambah.


2. Menambah Rezeki  


Hikmah lainnya dari infaq tidak lain adalah untuk menambah rezeki bukan justru malah mengurangi jumlah harta yang dimiliki.


Saat seseorang berinfaq tentu hartanya bisa terus bertambah dan berlimpah sehingga sangat disarankan untuk berinfaq. 


4. Menolak Musibah  


Infaq juga bagus untuk menolak bala dan musibah. Dengan berinfaq, maka secara tidak langsung sudah membantu orang lain.


Orang tersebut pun nantinya juga akan mendoakan si pemberi infaq sehingga doa yang baik tersebut akan diijabah oleh Allah SWT. 


5. Mendapatkan Perlindungan di Hari Kiamat 


Dengan berinfaq, maka seseorang juga
bisa mendapatkan keajaiban di hari kiamat nanti. Salah satu yang
terpenting adalah mendapatkan perlindungan di hari kiamat.


Siapa manusia yang tidak mau mendapatkan keuntungan sebaik ini di akhirat nanti?


6. Diampuni Dosa-Dosanya  


Hikmah lainnya dari berinfaq adalah mendapatkan pengampunan atas semua dosa-dosa yang dilakukan.


Orang yang melakukan infaq ikhlas
dengan tujuan semata-mata karena Allah SWT tentu perlu merasa bahagia
sebab dosa-dosanya akan diampuni oleh Allah SWT. 


Macam-Macam Infak dalam Islam  


Bagi pemeluk agama Islam tentu tidak
akan merasa asing lagi dengan istilah infaq. Pemberian harta dan uang
yang mirip dengan sedekah ini ternyata ada begitu banyak macamnya.
Setidaknya ada empat macam
infak yang perlu diketahui dengan baik. 


1. Infaq Wajib  


Infaq wajib merupakan jenis infaq
yang wajib dikeluarkan agar seseorang yang melakukannya tidak akan
mendapatkan dosa. Dengan demikian, maka jenis infaq ini harus
benar-benar dibayarkan sesegera mungkin. 


2. Infaq Sunnah 


Infaq sunnah merupakan jenis infaq
yang bisa dilakukan dengan tujuan sedekah. Jadi, secara singkat dapat
disimpulkan bahwa sedekah juga termasuk ke dalam kategori infaq sunnah
apabila berbentuk harta maupun uang.


Infaq sunnah terdiri atas dua macam yaitu infaq jihad dan infaq untuk membantu orang. 


Infaq jihad merupakan jenis infaq
yang memang diberikan kepada seseorang maupun sekelompok orang tertentu
guna berjuang di jalan Allah SWT.


Manfaat infaq ini benar-benar luar biasa bagi penerimanya. Salah satunya adalah dapat meringankan beban penderitaan seseorang. 


Bagi pemberi tentu akan mendapatkan ganjaran pahala dan pengampunan atas dosa-dosanya dari Allah SWT.


Sedangkan yang disebut dengan infaq untuk membantu orang lain memang bertujuan sekedar membantunya saja. 


3. Infaq Mubah 


Infaq mubah menjadi jenis infaq yang bisa dilakukan namun yang melakukannya tidak akan memperoleh pahala.


Jadi, jenis infaq ini dilakukan untuk sejumlah hal yang hukumnya mubah.


Seseorang yang melakukannya memang tidak memperoleh pahala, begitu juga tidak akan memperoleh dosa. 


4. Infaq Haram  


Sangat berbeda dari jenis-jenis infaq lainnya, ini merupakan infaq yang sebaiknya dihindari oleh pemeluk Islam. Sebab, infaq haram adalah jenis infaq yang memang dilarang oleh agama Islam.

Infak
merupakan jenis amalan yang sebaiknya dilakukan oleh orang-orang dengan
cukup harta. Namun, pastikan bahwa tujuannya semata-mata memang karena
Allah SWT.


Dengan demikian, pemberi infaq akan memperoleh hikmah yang luar biasa. Bahkan untuk kelak di akhirat nanti. 


3. Zakat

akat dalam Islam terbagi menjadi dua
macam, yakni zakat fitrah dan zakat mal. Muzakki perlu mengeluarkan
zakat yang nantinya akan disalurkan kepada para mustahiq atau
orang yang berhak menerima zakat

Hal ini telah dijelaskan dalam QS.
At-Taubah ayat 60 di atas bahwasannya terdapat 8 golongan yang berhak
menerima zakat, antara lain:


1. Fakir


Golongan pertama yang berhak menerima
zakat yaitu fakir.  Orang-orang yang mempunyai harta namun masih sangat
kekurangan. Golongan ini umumnya sulit mencukupi kebutuhan pokok
sehari-hari. 


Orang-orang yang termasuk golongan
fakir ini tidak memiliki sumber penghasilan apapun yang disebabkan
masalah berat, seperti sakit hingga tidak bisa bekerja. Tentunya
golongan fakir perlu diberikan bantuan melalui penyaluran harta zakat.


Dengan adanya pembayaran zakat,
orang-orang yang tidak mampu seperti fakir dapat terbantu secara
ekonomi. Hal ini juga sebagai upaya untuk mengatasi kesenjangan antara
kaya dan miskin.


Penyaluran zakat ini bisa dilakukan dengan dua cara, yakni:


  • Pemberian zakat untuk kebutuhan sehari-hari
  • Pemberian zakat sebagai modal untuk usaha

2. Miskin


Selain fakir, miskin juga termasuk
golongan orang yang berhak menerima saluran zakat. Keadaan golongan
miskin pun hampir sama dengan fakir. Bedanya, miskin masih mempunyai
harta namun hanya cukup memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari saja,
seperti makan.


Orang-orang yang termasuk golongan
ini sudah jelas membutuhkan bantuan. Karena penghasilannya hanya
memenuhi untuk makan saja. Sedangkan dalam hidup pasti terdapat
kebutuhan lain (pokok) yang perlu dipenuhi. 


Selain itu, mereka juga tidak mampu
memenuhi tanggungannya terhadap hal makanan, pakaian, tempat tinggal,
dan keperluan lainnya. 


Jumlah ulama berpendapat bahwa baik
fakir maupun miskin, mereka adalah golongan mustahiq karena masih
mengalami kekurangan dalam hal kebutuhan. Sehingga Allah Swt
menetapkannya langsung dalam Al-Qur’an yang menjadi sumber rujukan utama
bagi umat Islam.


3. Riqab


Riqab, budak, atau hamba sahaya merupakan orang yang berhak menerima zakat.
Dalam bahasa Arab riqab ini berarti hamba sahaya yaitu orang yang
dipekerjakan. Hamba sahaya pada saat zaman Rasulullah Saw sangat banyak
yang mengabdi pada kafir Quraisy. 


Islam hadir membawa solusi dan
perdamaian, sehingga para budak mendapatkan hak berupa barang atau uang
dari hasil pembagian zakat.  


Riqab di sini mencakup mukatab, yakni
hamba sahaya yang berakad dengan majikannya. Maksudnya adalah untuk
menebus dirinya atau ghairu mukatab.


Zakat pun digunakan untuk membebaskan
para budak terhadap majikannya agar bisa hidup secara layak. Awal
pemberian zakat dilakukan pada zaman awal perkembangan Islam. 


Namun, dalam penelitian Majelis
Ulama  Indonesia Provinsi DKI Jakarta, bahwa riqab telah dihapus dari
mustahiq zakat di Indonesia. 


Padahal, riqab disini bisa saja
disamakan dengan human trafficking atau perdagangan manusia. Tak lain,
termasuk sebagai hamba sahaya yang berhak menerima zakat. 


4. Gharim


Gharim atau gharimin adalah orang
yang tengah terlilit utang. Mereka yang sedang terlilit oleh utang-utang
yang besar berhak menerima saluran zakat. 


Adapun terdapat 2 golongan gharim yang berhak menerima zakat yaitu:


  • Gharim limaslahati nafsi, yakni terlilit utang demi kemaslahatan atau kebutuhan dirinya
  • Gharim li ishlâhi dzatil bain, yakni terlilit utang karena mendamaikan manusia, kabilah atau suku

Namun, terdapat syarat tambahan terkait haknya dalam menerima zakat. Misalnya, pada ghârim linafsihi yaitu seseorang harus dalam keadaan kekurangan atau miskin. Sedangkan, untuk ghârim li ishlâhi dzatil bain boleh diberi zakat meskipun dia kaya.


Terkait syarat-syarat gharim yang berhak menerima zakat adalah:


  • Muslim
  • Al-Faqr (miskin)
  • Utang bukan karena maksiat
  • Tidak mampu mencari penghasilan lagi (karena sakit berat)
  • Bukan termasuk keturunan Bani Hasyim (kerabat Rasulullah Saw)
  • Waktu pelunasan sudah jatuh tempo
  • Gharim yakni tidak termasuk dalam tanggungan orang yang berzakat (muzakki)

Adapun takaran atau harta zakat dari
baitul mal yang diberikan kepada gharim yaitu sesuai dengan jumlah utang
yang perlu dilunasi. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Qudamah
rahimahullah bahwa, 
“Ghârim diberi zakat untuk menutup hutangnya walaupun sangat banyak.”


Para ulama pun mensyaratkan bahwa
utang ini harus digunakan untuk kepentingan yang halal. Apabila utang
digunakan untuk hal maksiat, maka ia bukan termasuk golongan gharim. 



5. Mualaf


Merupakan orang yang baru masuk Islam dan orang yang berhak menerima zakat. Pemberian zakat yang diterima oleh mualaf bertujuan untuk mendukung penguatan iman dan takwa mereka dalam memeluk agama Islam.


Adapun penerima zakat dari golongan (asnaf) mualaf dapat dibagi menjadi 4, antara lain:


  • Orang baru masuk Islam
  • Golongan lemah akidahnya
  • Golongan rentan akidahnya
  • Pemilik kuasa dari non muslim yang perlu dihindari keburukannya

Selain itu, pemberian zakat memiliki
peran sosial untuk mempererat tali persaudaraan sesama manusia. Sehingga
golongan seperti ini termasuk ke dalam daftar mustahiq agar iman dan
akidahnya semakin kuat. 


6. Fisabilillah


Selain mualaf, mustahiq zakat
selanjutnya yaitu fisabilillah (seseorang atau lembaga yang yang
memiliki kegiatan utama berjuang di jalan Allah Swt. Tujuan mereka
adalah untuk menegakkan agama Islam. 


Para fisabilillah disini bukan hanya
seseorang saja, melainkan suatu organisasi penyiaran Islam di kota-kota
besar maupun syiar Islam di daerah berhak menerima zakat. 


Contoh para fisabilillah disini
seperti pendakwah, pengembangan pendidikan, kesehatan, panti asuhan,
madrasah diniyah, dan lain sebagainya. 


Jadi, mereka semua berhak untuk diberikan zakat karena sudah rela berjuang demi menegakkan panji-panji Islam. 


7. Ibnu Sabil


Ibnu sabil atau seseorang yang sedang
dalam perjalanan dan sudah kehabisan bekal, sehingga tidak bisa
meneruskan perjalanannya. Golongan ini berhak menerima zakat baik dari
kalangan mampu maupun sebaliknya. 


Namun, terdapat beberapa persyaratan
dari para ulama bagi ibnu sabil. Adapun terdapat beberapa golongan yang
berhak menerima zakat di antaranya:


  • Muslim dan bukan Ahlul Bait
  • Di tangannya tidak harta lain
  • Bukan perjalanan maksiat

Selain itu, tidak ada orang yang bersedia meminjamkan pada ibnu sabil pun termasuk mustahiq zakat.


8. Amil Zakat


Mustahiq terakhir adalah amil zakat
yakni orang yang bertugas untuk mengumpulkan dana zakat yang telah
diberikan oleh muzakki (orang yang dikenai kewajiban membayar zakat) dan
menyalurkannya kepada para mustahiq.


Hal Ini bisa lembaga ataupun
masyarakat lokal yang diberikan tanggung jawab untuk mengumpulkan harta
zakat. Amil ini termasuk golongan terakhir setelah semua golongan di
atas telah mendapatkan haknya. 


Orang yang berhak menerima zakat di
atas sudah ditetapkan langsung dalam Al-Qur’an sehingga penyaluran zakat
hanya boleh dilakukan kepada 8 golongan tersebut saja. 



Manfaat Membayar Zakat



Pada dasarnya perintah menunaikan
zakat sudah diterangkan dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi Saw. Berzakat
pun perlu memberikannya kepada orang yang berhak menerima zakat. Adapun
terdapat ada beberapa manfaat membayar zakat yakni:


1. Sebagai Penyempurna Keimanan


Membayar zakat kepada para mustahiq
merupakan salah satu rukun Islam. Setiap muslim pun pasti berupaya untuk
melaksanakan amalan ini dengan tujuan menjalankan kewajiban yang
diperintahkan oleh agama.


Sebab, zakat termasuk ke dalam rukun
Islam yang artinya setiap muslim wajib menunaikan amalan tersebut untuk
menyempurnakan agamanya. 


2. Bukti Keimanan dan Ketaatan


Manusia tentu membutuhkan dan
mencintai uang sebagai sesuatu yang bisa dimiliki. Oleh sebab itu,
terkadang manusia pun tidak rela melepaskan apa yang dia miliki dan
cintai tanpa imbalan apapun.


Dengan adanya perintah membayar zakat atau sedekah, maknanya orang tersebut sudah menunjukkan keimanannya kepada Allah Swt.


3. Membersihkan Hati dan Diri


Setiap umat muslim yang sudah
menunaikan zakatnya dengan benar, maka mereka telah masuk ke dalam
golongan orang dermawan dan memisahkan diri dari kelompok orang-orang
kikir.


Sebab, ketika  seseorang sudah
terbiasa memberi dalam bentuk apapun, baik itu uang, ilmu, atau
kebaikan. Dirinya akan merasa lebih sempurna ketika telah memberikan
sesuatu hal yang berarti untuk orang lain.


Harta pun bisa menjadi penyebab
kehancuran manusia. Oleh karena itu, Allah Swt memerintahkan untuk
berzakat agar tidak ada manusia yang merasa dirinya tinggi dan
membersihkan dirinya dari sifat sombong maupun rakus.


4. Menenangkan Hati


Dengan berzakat akan melatih
seseorang untuk mempunyai rasa ikhlas terhadap sesuatu yang dimilikinya.
Apalagi membayar zakat berasal dari kesadaran dari dalam diri dan bukan
paksaan dari orang lain.


Berzakat pun seperti sedekah,
maknanya harta yang telah disedekahkan justru memberikan ketenangan
dalam hati dan menghilangkan sifat kikir dalam diri. Hidup menjadi lebih
damai dengan kebaikan yang telah dikerjakan.


5. Mencapai Keimanan yang Sempurna


Seperti dalam haditsnya Rasulullah Saw bersabda:



Salah
seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai
ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri
.” (HR. Bukhari: 13)



Terdapat kaitan antara makna hadits
dengan zakat, karena sebagai seorang manusia bukan hanya mementingkan
kesenangan diri sendir. Namun, manusia pun perlu peduli terhadap orang
di sekitar dan menolong orang yang membutuhkan.


6. Sebagai Tiket ke Surga


Ketika para muzakki telah menunaikan zakatnya dengan sempurna kepada orang yang berhak menerima zakat. Maka, berzakat ini menjadi wasilah bagi seseorang untuk mencapai kebaikan.


Dalam kaitannya dengan surga, manfaat
zakat lainnya yaitu pahala yang diperoleh dapat menjadi tiket yang
dapat melancarkan dan memastikan perjalanan seseorang ke Surga.


7. Membawa Kebaikan


Selanjutnya, manfaat zakat juga dapat
melancarkan rezeki dan kualitas hidup pun meningkat, hati terasa
tenang, dan kehidupan terasa lebih tentram karena kebaikan yang telah
dikerjakan.


Ketika manusia berbuat baik selama
hidupnya, maka orang-orang pun akan baik kepadanya dan memberikan
kebahagiaan bukan hanya di dunia, melainkan juga di akhirat.


8. Meninggal dengan Khusnul Khotimah


Dengan membayar zakat dapat
menjauhkan umat Muslim dari kematian yang kurang baik. Sebab, jika
membayar zakat dapat mendapatkan pahala yang lebih. 


Zakat juga bermanfaat untuk
meringankan dosa-dosa seseorang karena sebagian harta yang dimiliki
telah diberikan kepada orang lain. Sehingga dengan berzakat atau memberi
dapat mempermudah kepergian seseorang ketika waktunya sudah tiba.


9. Pelindung di Hari Akhir


Setiap manusia dan khususnya muslim
pada hari kiamat nanti akan dikumpulkan di padang Mahsyar. Di tempat
tersebut setiap manusia akan dimintai pertanggungjawaban dan termasuk
harta yang telah disedekahkan pun akan menjadi pelindung di akhir hayat.


Sementara itu, bagi orang kaya harta
yang mereka miliki akan dihisab berdasarkan apa yang mereka pergunakan.
Karena harta sifatnya adalah titipan dan semuanya akan kembali kepada
pemiliknya yakni Allah Swt.

Menurut istilah
syariat, infaq adalah mengeluarkan sebagian harta yang diperintahkan
dalam Islam. Mengeluarkan sebagian harta ini untuk kepentingan umum yang
bisa diberikan pada orang tua, kerabat, sahabat, dan orang lain yang
membutuhkan.

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Infaq Adalah Sedekah untuk yang Membutuhkan, Ini Jenis dan Manfaatnya" , https://katadata.co.id/agung/berita/6322cc9a63215/infaq-adalah-sedekah-untuk-yang-membutuhkan-ini-jenis-dan-manfaatnya
Penulis: Dwi Latifatul Fajri
Editor: agung
Menurut istilah
syariat, infaq adalah mengeluarkan sebagian harta yang diperintahkan
dalam Islam. Mengeluarkan sebagian harta ini untuk kepentingan umum yang
bisa diberikan pada orang tua, kerabat, sahabat, dan orang lain yang
membutuhkan.
Macam-Macam Infaq
1. Infaq Mubah

Infaq mubah yaitu mengeluarkan sebagian harta untuk perkara mubah.
Contohnya saja bercocok tanam dan berdagang.
2. Infaq Wajib

Hukumnya wajib untuk mengeluarkan sebagian harta seperti menafkahi
istri, membayar mahar, dan menafkahi istri yang ditalak dan masih
keadaan iddah.

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Infaq Adalah Sedekah untuk yang Membutuhkan, Ini Jenis dan Manfaatnya" , https://katadata.co.id/agung/berita/6322cc9a63215/infaq-adalah-sedekah-untuk-yang-membutuhkan-ini-jenis-dan-manfaatnya
Penulis: Dwi Latifatul Fajri
Editor: agun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Pembahasan Lainnya ?

Silahkan Pilih Artikel

close