Doa adalah otaknya ibadah, demikian disebutkan dalam salah satu hadits shahih. Barang siapa yang telah dibukakan pintu doa maka akan dibukakan pintu pengabulannya. Seorang yang berakal adalah yang dapat meraih keuntungan pada musim-musim kebaikan dan waktu-waktu dikabulkannya doa, sehingga pada saat-saat itulah ia akan terus menerus berdoa dan memohon kepada Rabbanya Yang Maha Mulia yang berupa kebaikan dunia dan akherat. Diriwayatkan dari Nu'man bin Basyir Radhiyallahu Anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :
" Doa adalah ibadah."
Lalu beliau membaca firman Allah Subhanahu wa Ta'ala : ( yang artinya ) : " Dan Rabbmu berfirman : "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hinadina."
Penegasan sabda beliau (bahwa doa adalah ibadah ) dengan ayat Al-Qur'an yang dibacanya setelah menyebutkan sabda tersebut, menunjukkan bahwa kekikiran dalam memohon (berdoa) kepada Allah adalah suatu kesombongan terhadap Allah, karena itu disebutkan dalam sebuah hadits :
" Barangsiapa yang tidak memohon kepada Allah, murkalah Allah kepadanya." ( Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi)
Allah menghapus atau menetapkan apa yang dikehendaki-Nya
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :
"Tidak ada yang menolak ketentuan Allah kecuali doa, dan tidak ada yang menambah umur kecuali berbuat kebaikan. "
Al-Imam Asy-Syaukani dalam bukunya Tuhfah adz-Dzakirin mengatakan : " Hadits tersebut mengisyaratkan bahwa apa yang ditetapkan Allah Subhanahu wa Ta'ala terhadap hamba-Nya dapat ditolak dengan doa. " Banyak hadits yang menerangkan tentang hal ini, bahkan ditegaskan pula oleh firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
"Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan ( apa yang Dia kehendaki ), dan disisi-Nyalah terdapat Ummul-Kitab ( Lauh Mahfuzh). " ( QS. Ar-Ra'ad : 39 )
Selanjutnya Asy-Syaukani mengatakan : "Kesimpulannya, bahwa doa tidak termasuk ketetapan Allah 'Azza wa Jalla, maka terkadang Allah menetapkan terhadap hamba-Nya suatu ketetapan yang terikat agar tidak mendoakan itu kepada-Nya, jika memohon itu maka akan tertolak darinya. " ( Tuhfah adz-Dzakirin, hal.20 ).
Doa melawan bala
Diriwayatkan dari 'Aisyah Radhiyallahu Anha, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :
"Tiada berguna kewaspadaan terhadap takdir, sementara doa dapat berguna baik itu yang sudah turun maupun yang belum turun, dan sesungguhnya bala itu pasti turun lalu dihadang oleh doa sehingga keduanya berlomba hingga hari kiamat."
Dalam bukunya Majma ' az-Zawaid, Al-Haitsami mengatakan : "Hadits ini diriwayakan oleh Ahmad, Abu Ya'la dengan jalan yang sama, Al-Bazzar dan Ath-Tabrani dalam bukunya Al-Ausath. Para perawi dalam sanad Ahmad dan Abu Ya'la serta salah satu dari dua sanad Al-Bazzar adalah orang-orang shahih kecuali Ali bin Ar-Rifa'i yang tsiqah."
Riwayat lain tentang keutamaan doa adalah sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam :
"Tidak ada yang lebih mulia terhaddap Allah dari pada doa."
Dalam sabda beliau yang lain disebutkan :
"Janganlah kalian kikir dalam berdoa, sebab tidak ada seorang pun yang binasa dengan doa."
Dalam hadits lain disebutkan :
"Barangsiapa yang menginginkan agar Allah memperdulikannya ketika ia dalam kesusahan dan kesukaran, maka hendaklah ia memperbanyak doa dalam keadaan lapang."
Hadits lain yang mengandung pengertian yang sama :
"Ingatlah kepada Allah dalam keadaan lapang, maka Ia akan ingat kepadamu dalam kesusahan."
Dikeluarkan Abu Ya'la dari Jabir Radhiyallahu Anhu, ia berkata : "Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :
" Inginkah kamu aku tunjukkan sesuatu yang dapat menyelamatkan kamu dari musuh dan melimpahkan rizki kepadamu : yaitu kalian berdoa kepada Allah di malam dan siang hari, sebab sesungguhnya doa itu senjata orang yang beriman."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar