Sabtu, 09 Februari 2019

Jatuh Cinta Sebagai Ujian Iman

Setiap orang beriman pasti di uji oleh Allah. Allah menguji hamban-Nya dengan berbagai cara dan menggunakan berbagai sarana. Kematian, kekurangan harta, ketakutan, dan segala pernik-pernik kehidupan dunia sesungguhnya merupakan ujian.
jatuh cinta sebagai ujian iman

Firman Allah :
Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. ( Al-Baqarah : 155 )
Semua hal tersebut merupakan sarana ujian agar jelas di antara kita siapa gerangan yang paling baik dala beramal.
Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Mahapengampun. ( Al-Mulk : 1-2 ).
Cinta adalah salah satunya. Jatuh cinta adalah ujian iman. Tatkala kita jatuh cinta kepada lawan jenis maka disitu sesungguhnya terdapat ujian untuk mendapatkan ridha-Nya. Semakin berat ujian, semakin berat pula timbangan kebaikan yang akan kita dapatkan. Allah akan membalas semua itu dengan kebahagiaan. Letak ujiannya adalah pada sejauh mana penyikapan kita terhadap perasaan tersebut, sehingga sesuai dengan syariat-Nya. Kalau lulus maka Allah akan mengangkat derajat kita menjadi lebih tinggi lagi. Demikian pula sebaliknya, bila gagal maka derajat kita akan turun hingga sama dengan derajat hewan bahkan lebih buruk dari mahluk-Nya yang lebih rendah dari itu.
Sebagaimana arahan Allah yang lain, baik yang bersifat perintah maupun larangan, pada hakikatnya, semuanya untuk kemashalatan kita sebagai hambanya-Nya, bukan untuk Allah.  Contoh, kendatipun seluruh manusia di muka bumi ini tidak ada yang shalat hal itu tidak akan mengurangi sedikitpun kemuliaan Allah Swt. Demikian pula dengan nikmat Allah berupa rasa cinta. Manakala kita kelola rasa cinta kita sehingga tidak melanggar rambu-rambu percintaan, maka semuanya itu akan memberikan manfaat yang luar biasa.
Seseorang yang sedang jatuh cinta dan cintanya itu begitu mendalam, namun sebelum rasa cintanya kesampaian, ia telah meninggal dunia maka Allah akan membalasnya dengan memberikan predikat sebagai orang yang mati syahid selama ia tabah dan bersabar dalam menahan gejolak cintanya tersebut sehingga sesuai dengan syariat-Nya.
Sabda Rasul Saw.,
Barang siapa yang sudah rindu sekali, lalu menjaga diri serta menyembunyikannya, hingga ia meninggal maka orang itu mati syahid. ( HR. Hakim, dalam Takhrij Ahaditsill Ihya' . Jil. 5. h. 489 )
Al-Mubarrid menyebutkan dari Abu Kamil dari Ishaq bin Ibrahim dari Raja' bin Amr An-Nakha'i, ia berkata, " Adalah di Kufah, terdapat seorang pemuda tampan, ia kuat beribadah dan sangat rajin. Suatu saat ia mampir berkunjung kekampung dari Bani An-Nakha'. Dia melihat seorang wanita cantik sehingga ia jatuh cinta dan kasmaran. Ternyata si wanita ini pun demikian juga. Karena sudah terlanjur jatuh cinta, akhirnya pemuda itu mengutus seseorang untuk melamarnya. Tetapi sang ayah mengabarkan bahwa putrinya telah berjodoh dengan sepupunya. Walau demikian, cinta keduanya tidak bisa padam bahkan semakin berkobar.
Si wanita akhirnya mengirim pesan lewat seseorang untuk sipemuda, bunyinya, 'Aku telah tahu betapa besar cintamu padaku, dan betapa besar pula aku diuji dengan kamu. Bila kamu setuju, aku akan mengunjungimu atau aku akan mempermudah jalan bagimu untuk datang menemuiku dirumahku. ' Dijawab oleh pemuda tadi melalui orang suruhannya, ' Aku tidak setuju dengan kedua alternatif itu, .... Sesungguhnya aku takut kepada siksa hari yang besar, jika aku mendurhakai Tuhanku. ( Yunus : 15 ) Aku takut pada api yang tidak pernah mengecil nyalanya dan tidak pernah padam kobarannya.
Ketika disampaikan pesan tadi kepada si wanita, dia berkata, 'Walau demikian, rupanya dia masih takut kepada Allah? Demi Allah, tidak ada orang yang lebih berhak untuk bertakwa kepada Allah dari orang lain. Semua hamba sama-sama berhak untuk itu.'
Kemudian dia meninggalkan urusan dunia dan menyingkirkan perbuatan - perbuatan buruknya serta beribadah mendekatkan diri kepada Allah. Akan tetapi dia masih menyimpan perasaan cinta dan rindu kepada seorang pemuda. Tubuhnya mulai kurus dan kurus menahan rindu, sampai akhirnya dia meninggal karenanya. Dan pemuda itu sering kali berziarah ke kuburnya, dia menangis dan mendoakannya. Suatu waktu dia tertidur di atas kuburnya. Dia bermimpi bertemu dengan kekasihnya dengan penampilan yang sangat baik. Dalam mimpi dia sempat bertanya, ' Bagaimana keadaanmu? Dan apa yang kau dapatkan setelah meninggal?'
Dia menjawab, 'Sebaik-baiknya cinta wahai orang yang bertanya, adalah cintamu. Sebuah cinta yang dapat menggiring menuju kebaikan. 'Pemuda itu bertanya, 'Jika demikian ke manakah kau menuju?' Dia menjawab, 'Aku sedang menuju pada kenikmatan dan kehidupan yang tak berakhir. Di surga kekekalan yang dapat kumiliki dan tidak akan pernah rusak. 'Pemuda itu berkata, 'Aku harap kau selalu ingat kepadaku di sana, sebab aku disini juga tidak melupakanmu. ' Dia menjawab, 'Demi Allah, Aku tidak akan melupakanmu. Dan aku meminta kepada Tuhanku dan Tuhanmu (Allah Swt) agar kita nanti bisa dikumpulkan. Maka bantulah aku dalam hal ini dengan kesungguhanmu dalam ibadah. ' Si pemuda bertanya, ' Kapan aku bisa melihatmu?' Jawab si wanita : Tidak lama lagi kau akan datang melihat kami. ' Tujuh hari setelah mimpi itu berlalu, si pemuda dipanggil oleh Allah menuju kehadirat-Nya."

Inspirasi dari : Menyingkap rahasia pacaran ( oleh: Syarifudin saafa )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Pembahasan Lainnya ?

Silahkan Pilih Artikel

close